Sebagai keturunan Raja Sisingamangaraja XII apakah Anda pernah mengalami hal-hal yang misteri?Saya kira tidak pernah. Hanya
Raja Sisingamangaraja yang bisa melakukan mujizat, bukan keturunannya. Namun, jika ada hanya orang lainlah yang bisa melihat itu, bukan kami.
Mengapa tulang-belulang Sisingamangaraja XII dipindahkan dari Pearaja (Tarutung) ke Soposurung (Balige). Mengapa justru tidak ke Bakara sebagai asal muasal Sisingamangaraja XII? Sebenarnya yang membuat itu adalah Soekarno. Tahun 1953 Soekarno datang ke Balige naik helikopter. Dia berpidato di Lapangan yang sekarang disebut Stadion Balige. Dalam pidatonya yang terakhir ia mangatakan bahwa “Balige ini bagi saya sangat mengesankan. Pertama, karena ia sangat indah. Kedua, di Balige ini yang pertama dicetuskan orang Batak perang melawan Belanda”. Setelah itu, ia menanyakan kuburan
Sisingamangaraja XII. Ada yang menjawab di Tarutung. Soekarno bertanya lagi, kenapa tidak dipindahkan ke Balige? Dari sinilah perang Batak yang terkenal itu, itu kata Soekarno. Sejak dari situ menjadi diskusi para tokoh Batak masa itu, termasuk salah satu anaknya
Sisingamangaraja XII Raja Sabidan ketika itu menjabat sebagai Kepala BRI Sumatera Utara setuju. Jadi, dibuatlah rapat. Sebab kuburan di Tarutung dianggap sebagai makam tawanan. Jadi,
Sisingamangaraja XII tidak lagi dilihat sebagai
Sisingamangaraja XII, tetapi
Sisingamangaraja XII sebagai pahlawan nasional.
Anda masih ingat prosesi pemindahan makam itu; umur berapa Anda waktu itu?Saya masih ingat ketika itu saya berumur sekitar 12 tahun. Sejak dari Tarutung rombongan pembawa tulang belulang itu dikawal haba-haba (hujan deras disertai putting beliung). Sementara rombongan hampir tiba di Balige, angin puting beliung itu berjalan mendahului prosesi yang membawa tulang-belulang sang raja. Dan menyapu bersih semua kotoran yang ada di sekitar makam. Lalu angin itu menunjukkan tempat yang menjadi makam
Sisingamangaraja XII. Ini fakta karena saya melihat sendiri kejadian itu. Tidak banyak orang tahu tentang hal itu. Ketika prosesi pemindahan tulang belulang
raja Sisingamangaraja XII itu Soekarno datang? Oh nggak. Hanya waktu itu ia mengirim telegramnya mengucapkan selamat. Waktu itu kami hanya empat orang cucu laki-laki. Saya dan dua adik saya tambah Raja Patuan Sori, ayah dari Raja Tonggo. Katika itu hanya tinggal satu anak, ayah saya Raja Barita. Jadi, istri
Sisingamangaraja XII ada lima; boru
Simanjuntak, boru
Situmorang, boru
Sagala, boru
Nadeak, boru
Siregar. Boru
Siregar sebenarnya adalah istri dari abangnya, setelah
Raja Parlopuk. Yang ada keturunannya sampai sekarang hanya dari raja Buntal dan Raja Barita. Sementara dari Patuan Anggi anaknya Pulo Batu meninggal saat umur tiga tahun. Ia meninggal dalam pengungsian, jatuh ke jurang dengan penjaganya. Saat itu, rombongan
Sisingamangaraja XII pisah-pisah. Namun, beberapa kali ada datang pada kami mengaku-gaku “Ahu do Pulo Batu” (Sayalah si Pulo Batu). Tetapi tidak masuk akal. Masih muda mengaku-ngaku. Sebab, kalaulah ia benar seharusnya sudah lebih tua dari ayah saya. Jadi kami tidak percaya. Jadi sekarang cucu
Sisingamangaraja XII hanya 5 orang lagi. Sayalah yang paling tua.
Apa yang membuat
Sisingamangaraja XII tertangkap?
Sebenarnya, menurut cerita bahwa
Sisingamangaraja XII tertangkap karena ada tiga orang yang berhianat. Kalau dulu Pollung, Hutapaung terkenal sebagai pendukung
Sisingamangaraja XII. Maka tidak pernah Belanda bisa berhasil tembus ke daerah ini. Lalu, di Samosir Ompu Babiat Situmorang, ia dengan pasukannya juga raja yang dengan teguh melawan Belanda. Kalau mereka bertemu Belanda, mereka bunuh. Kulitnya dijadikan tagading. Sampai sekarang masih ada di Harianboho. Jadi merekalah Panglima pasukan
Sisingamangaraja XII untuk menghancurkan Belanda. Lalu di Dairi. Disana ada gua Simaningkir, Parlilitan. Ia di bawah air terjun. Dari tengah-tengahnya ada pintu masuk. Inilah dipercaya sebagai Benteng
Sisingamangaraja XII melatih semua pasukannya.
Dari mana
Sisingamangaraja XII membiayai pasukaannya?
Dia tidak memungut pajak. Tetapi katanya di daerah Dolok Pinapan antara Parlilitan dan Pakkat di sana ada tambang emas.
Soal kepahlawan Siboru Lopian?
Dulu, beberapa kali rohnya si Lopian datang ke orang-orang tertentu. Sejak kami memindahkan saring-saring (tulang belulang)
Sisingamangaraja XII ke Soposurung, Balige. “Pasombuon muna do holan ahu di tombak on (tegakah kalian membiarkan aku sendiri di hutan ini,” katanya. Sebab, semua keturunan
Sisingamangaraja XII yang meninggal di pembuangan baik di Kudus, di Bogor, Jawa Barat kami sudah satukan di makam keluarga persis di belakang Tugu
Sisingamangaraja XII. Oleh karena itu, kami pergi ke Dairi, ke Aek Sibulbulon untuk mengambil tulang-belulangnya Lopian. Tetapi tidak mungkin lagi diambil kan? Karena, konon dia juga ditenggelamkan ke dalam sungai Sibulbulon dan ditimbun dengan tanah. Kami hanya mengambil secara adat, hanya segumpal tanah untuk dibawah ke Soposurung. Sejak itu tidak pernah lagi boru Lopian trans pada siapapun. Saat pengambilan, kami juga mendapat ancaman bupati dan masyarakat setempat. Mereka tidak mau bahwa kuburan Lopian dipindahkan. “Sampe adong do istilah tikkini sian harungguan ikkon seketton nami angka namacoba mambuat i. (Kami akan bertindak jika ada yang mencoba mengambil kuburan Lopian).” Namun, akhirnya setelah kita berikan pengertian mereka minta kami untuk mangulosi mereka. 43 margalah mereka yang harus diulosi. Sebenarnya mereka mau minta, perjuangan
Sisingamangaraja XII di Dairi tidak boleh dilupakan. Saya jawab, sebenarnya bukan kami yang menentukan. Tetapi kalau bupati meminta kuburan Lopian di Dairi kami tidak menolak.
Sementara beberapa tahun yang lalu Tarnama Sinambela mendirikan patung Si Boru Lopian di Porsea. Bisa anda ceritakan bagaimana prosesi pengangkatan
Raja Sisingamangaraja XII?
Untuk menjadi pengemban
Raja Sisingamangaraja ada prosesinya. Saat
Raja Sisingamangaraja XI wafat,
Raja Parlopuk anak sulung yang harus menjalankan tampuk pemerintahan. Namun semuanya harus batal karena kesepakatan Si Onom Ompu. Sebab sudah tiga kali dilaksanakan
pesta margondang, namun
Raja Parlopuk tidak bisa membuktikan syarat-syarat yang diminta. Seperti memanggil hujan. Sementara
Patuan Bosar bisa memenuhinya. Waktu itu ia masih ke Aceh, dari sanalah ia bisa mengerti bahasa Arab. Dan bergaul dengan orang-orang Aceh. Ia pulang dari Aceh saat ayahnya sudah meninggal. Sebenarnya Ia tidak mau menjadi Raja, hanya karena masyarakat setempat memaksa ia harus mau menerimanya. Jadi
Sisingamangaraja XI lah yang menulis pustaha kerajaan 24 jilid. Hanya pada kepemimpinan
Sisingamangaraja XI lah ada penulisan tentang sejarah. Dan buku ini sudah dibawa ke Belanda dan masih ada di museum Belanda. Kami pernah meminta ke Belanda. Tapi menurut mereka, mereka ingin memberikan itu jika sudah ada gedung yang ber- AC. Tetapi karena belum ada kemampuan keluarga, hal ini masih terkatung-katung.
Mengapa tidak ada yang meneruskan (menjadi)
Sisingamangaraja ke-XIII?
Sebenarnya karena tidak ada yang meminta. Sebab jabatan Sisingamangaraja itu ditentukan oleh enam marga tadi. Biasanya dilakukan penunjukan di
Onan Bale, Di
Bakara. Biasanya dalam acaranya, dibunyikan gondang. Pengangkatan
Sisingamangaraja juga selalu karena ada masalah genting; ada penyakit atau musim paceklik. Ketika itu menurut mereka hanya jabatan
Sisingamangaraja yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Sionom Ompu itu siapa. Apakah keturunan
Si Raja Oloan?
Bukan. Yang disebut
Sionom Ompu di Bakkara itu adalah marga
Bakkara,
Sinambela,
Sihite,
Simanullang dan tambah dua marga lain
Marbun dan
Purba. Itulah marga penghuni Bakkara. Bukan Siraja Oloan. Sebab
Naibaho dan
Sihotang itu di Samosir. Dan mereka itulah raja-raja di Bakkara.
Bagaimana pendapat Amang tentang beberapa pendapat dinasti Sisingamangaraja yang tidak hanya berasal dari satu Marga. Ada yang mengatakan Sisingamangaraja itu hanya roh, bisa datang kepada siapa saja?Bisa jadi. Hanya dari 1 sampai duabelas jelas semuanya dari marga
Sinambela. Memang sejak semula kelahiran
Sisingamangaraja pertama hasil pernikahan
Bona Ni Onan dengan
boru Pasaribu, ia lahir setelah 19 bulan. Tetapi kalau disebut tidak mesti Sinambela, saya kira harus dari keturunan Sisingamangaraja. Saya kira harus dari induknya.
Apakah benar keluarga
Sisingamangaraja XII dipaksa memeluk agama Kristen?
Tahun 1907 semua keturunan
Sisingamangaraja ke XII masuk sebagai Tawanan di
Pearaja Tarutung. Lalu, ada marga
Tobing mengajari mereka untuk agama Kristen setelah itu dibaptis. Ketika itu tinggal 5 anak
raja Sisingamangaraja XII.
Raja Buntal,
Pakilin dan yang lain setelah besar dan disekolahkan ke Jawa. Sebenarnya untuk pembuangan. Sebab, Belanda melihat jika besar takutnya nantinya jadi berpengaruh. Jadi mereka dua orang Di Batavia, satu di Jatinegara, satu lagi di daerah Glodok. Lalu di Bogor, di Kudus meninggal di sana, dan satu di Bandung.
Raja Buntal ketika itu lulus dari sekolah hukum. Setelah mereka selesai masa belajar mereka pulang lagi ke
Tapanuli.
Raja Buntal ditempatkan sebagai wakil Zending Tapanuli mewakili Belanda di Daerah Toba. Sementara Ayah saya (
Raja Barita) ditempatkan menjadi camat di Teluk Dalam Nias. Sepulang dari Teluk Dalam, ayah saya menikah dan ditempatkan di
Tarutung. Dan perkawinannya dibiayai Belanda di Porsea. Dengan semua resepsi
Adat Batak. Belanda membawa es cream dari Pematang Siantar. Jadi semua undangan makan es cream waktu itu. Sementara
Raja Buntal menikah juga dibiayai Belanda hanya dengan gaya Belanda.
Siapa Raja Tobing itu?Jadi karena terimakasih dari ompung boru
Sagala terhadap kebaikan
Raja Henokh Tobing, diberikanlah putrinya
Sunting Mariam menikah dengan putranya. Sementara
Raja Pontas Tobing memberikan tanah tahanan keluarga di
Pearaja Tarutung.
Raja Pontas dianggap mengkhianati
Sisingamangaraja XII. Satu waktu,
Raja Pontas memanggil
Sisingamangaraja XII untuk mendamaikan
Raja Pontas dengan saudaranya. Begitu
Sisingamangaraja XII muncul yang datang ternyata Belanda. Sebenarnya bukan masalah Kristen, tetapi karena ia menjadi mata-mata Belanda. Dengan
Raja Pontas-lah
Sisingamangaraja XII bermasalah. Sekarang, keturunan dari raja ini minta tanah ini kembali digugat (bersebelahan dengan Pusat HKBP), dekat Rumah
Raja Pontas. Saya bilang, itu tanah yang diberikan Belanda, tetapi tanah itu kami yang meninggali. Berikutnya pemerintah memberikan bahwa yang menempatilah yang memiliki hak kepemilikan. Maka itu hak kami.
Sejak kapan
Sisingamangaraja XII melakukan perang terhadap Belanda?
Setelah Belanda menjadikan Tarutung tahun 1876 sebagai daerah jajahan Belanda.Tahun 1877 rapat raksa di Balige atas reaksi
Sisingamangaraja untuk menentang Belanda.
Raja-raja Toba dikumpulkan. Keputusan rapat tersebut ada tiga.
Pertama, Kita akan perang dengan Belanda. Kedua: Kita tidak anti terhadap Zending. Ketiga: Kita harus membuka hubungan diplomatik dengan suku bangsa yang lain. Ketika itu
Barita Mopul dan
Raja Babiat ikut untuk rapat itu. Dari sanalah dimulai perang melawan Belanda. Itulah yang disebut
Perang Pulas. Dimulai di
Bahal Batu daerah
Humbang, Lintong Nihuta. Dilanjutkan di
Tangga Batu, Balige. Pertempuran Pertama
Sisingamangaraja XII masih bisa mengalahkan Belanda. Lalu perang di Balige
Sisingamangaraja XII mundur menjadikan
perang Gerilya. Tahun 1883 hampir seluruh daerah Toba dikuasai Belanda. Menyingkirlah
Sisingamangaraja XII ke arah
Dairi.
Kalau tempat-tempat keramat Sisingamangaraja masihkah dilestarikan sampai saat ini?Hariara parjuaratan, disanalah
Sisingamangaraja pertama dulu bergantungan, Ini masih ada. Di bawahnya itu ada komplek kerajaan
Sisingamangaraja. Di bawah komplek ini ada
Batu Siungkap-Ungkapon. Masa Nippon ini pernah dicoba selidiki. Tali ini diulurkan dua gulung, tali diikatkan sampai habis tidak sampai menyentuh tanah. Konon setiap kerbau yang disembelih darahnya dimasukkan ke dalam
Batu Siungkap-Ungkapon. Sementara
Tombak Sulu-sulu itu berada di lokasi perkampungan marga
Marbun. Saat ini mereka sudah berikan tanda-tanda
Tombak Sulu-sulu. Jadi ada disana disebut tempat pemujaan. Jadi kalau
marpangir (keramas) di batu inilah berjemur. Lalu dekat pantai ini ada
Aek Sipangolu (air kehidupan). Di dekat
Aek Sipangolu ada namanya
Batu Hudulhundulan dikenal tempat istirahat
Raja Sisingamangaraja. Dan didekatnya ada
Hariara. Katanya kalau cabangnya patah menandakan telah meninggal
Sisingamangaraja. Kalau ada rantingnya yang patah itu berarti keturunannya yang meninggal. Katanya kalau ada dari keluarga raja ini berpesta, maka daun-daunnya akan menari-nari terbalik.
Sisingamangaraja XI makamnya ada di Bakkara.
Apa arti lambang Sisingamangaraja itu?Kalau yang putih menggambarkan “
Partondi Hamalimon” mengambarkan tetang agama. Kalau yang merah
Parsinabul dihabonaran yang berarti menyunjung tinggi kebenaran. Kalau yang bulat mengambarkan “
Mataniari Sidomppakkon” matahari yang tidak bisa ditentang menggambarkan kekuasaan
Sisingamangaraja. Sementara delapan sudut ini mengambarkan delapan penjuru angin (
desa Naualu) dukungan dari delapan desa. Sementara pisau yang kembar menggambarkan
keadilan sosial. Itu semua ada sejak Sisingamangaraja pertama.
Piso Gaja Dompak itu sekarang dimana?Di Museum Nasional. Saya juga baru tahun lalu melihat itu. Sebelum acara pesta 100 tahun
Sisingamangaraja XII kami diajak melihat
Piso Gaja Dompak itu. Kami diantar ke tempatnya
Piso Gaja Dompak itu, saya kenalkan diri. Saya melihat sarungnya sudah lapuk.
Gajah itu memang ada. Saya ingat dulu yang menyimpan
Piso Gaja Dompak ini Sunting Mariam putrinya yang nomor dua. Dia meninggal 1979. Dulu saya ingat pesannya bahwa di ujung pangkal pisau ini ada permata merah. Lalu kepala museum mengelap dan memang kelihatan mutiara merah.
Kalau dulu Piso Gaja Dompak itu memang selalu dibawa?Selalu dibawa. Memang itulah kekuatannya, salah satu penambah keyakinan.